Kesederhanaan adalah kekuatan. Dan dalam membangun mindset sukses sedapat mungkin menggunkaan cara paling sederhana.
Jadilah kaya, maka kita kaya.Satu-satunya konsep "langsung" kaya yang pernah ada adalah QONAAH. Ia memiliki arti ridha, rela, ikhlas dan merasa cukup dengan semua pemberian dari-Nya. Ini adalah definisi kaya yang paling indah.
Jiwa qonaah berarti jiwa kaya. Seperti yang dikatakan Jenny s Bev, saya adalah kaya, kaya adalah saya. Sudut pandang ini meneguhkan mindset sukses di relung hati. Maka konsep qonaah ini merupakan konsep terintegrasi antara kaya dan syukur.
Qonaah yang meliputi jiwa merupakan cara terbaik melenyapkan pembatas antara diri dengan kekayaan. Sebab qonaah itu menghancurkan setiap sendi dari pemikiran dan perasaan miskin.
Maka jika kita tautkan antara jiwa qonaah dengan Law of Attraction akan terlihat bagaimana qonaah itu menarik lebih banyak kekayaan. Mengapa? Karena qonaah merupakan inti sari kaya. Dan jika Anda berada di frekuensi kaya, hanya kekayaanlah yang dapat menyaut frekuensi itu.
#Lenyapnya Perasaan Kurang
Salah satu kekuatan qonaah adalah kemampuan melenyapkan segenap perasaan yang bernama kekurangan. Orang-orang qonaah adalah orang-orang yang merasa cukup. Perasaan cukup itu meluluhlantakan perasaan serba kekurangan. Hal ini-lah yang membangun mindset sukses, mindset kaya, abundance mindset atau mindset berkelimpahan.
#Tumbuhnya Ketentraman
Qonaah membangun mindset berkelimpahan dan berkecukupan. Oleh sebab itu struktur psikologi orang-orang qonaah sangat unik. Tidak saja mendatangkan kekayaan, qonaah menumbuhkan barang langka di zaman ini, yakni ketentraman hati. Ketentraman ini hadir sebab perasaan berkelimpahan yang amat sangat. Sehingga karena amat sangatnya rasa berkelimpahan itu sampai-sampai tidak mengizinkan kecemasan singgah ke dalam pikiran.
Membangun Abundance Mindset agaknya amat mudah seandainya kita berani untuk memasuki pelataran qonaah. Karena qonaah itu sendiri merupakan mindset yang tersemat pada Jiwa yang Kaya.
Pertanyaan selanjutnya hanyalah apakah kita berani berjiwa kaya, berjiwa qonaah? Ataukah kita lebih memilih untuk tetap berjiwa miskin sambil terus menerus digoncangkan kecemasan selama mengejar kekayaan.