Thursday, 24 July 2014

Penghalang Perkembangan [Serial Mindset Sukses]

#Serial: Mindset Sukses, Cara Hidup Sukses

Untuk menggapai cita-cita, kita memahami harus ada proses pengembangan diri terus menerus. Long life learning. Tidak boleh mandek. Potensi dalam diri itu tidak pernah habis untuk digali.

Sebelum kita belajar cara untuk sukses, cara sukses berbisnis, cara sukses berdagang, cara bisnis sukses, cara usaha sukses, dan lain sebagainya, sebelumnya kita memiliki TUJUAN dan KEYAKINAN sehingga semua upaya yang dilakukan mengarah kepada satu titik akhir yang jelas.

Setelah itu kita harus berani membasmi kebiasaan yang menghancurkan mindset sukses, yakni kebiasaan mencari "kambing hitam" dan kebiasaan mengungkapkan penghalang dan hambatan yang memang mudah didapatkan.

Pengalaman saya sendiri, mudah sekali mengatakan, "Sedang tidak mood", "Agak pening kepala." yang lagi-lagi membuat saya menunda menggali potensi besar dalam diri. Penundaan sesaat itu sebenarnya akan menjadi masalah besar bagi kesuksesan. Karena dengan terbiasa menunda hal-hal baik, kita terbiasa menjalankan cara-cara hidup orang yang gagal, bukan cara hidup orang sukses.

Dengan mengatakan, "Saya sedang tidak mood" misalnya, dengan mudah saya merasa kondisi tubuh tidak fit. Maka jika dibiarkan berlarut-larut, dengan mudah mengidentifikasi bahwa saya memiliki masalah kesehatan. Bertambah lagi penghalang untuk berkembang.

Padahal saya sendiri pernah membaca kisah-kisah menarik, bagaimana orang-orang dengan keterbatasan fisik dapat meraih prestasi luar biasa. Ambil contoh Hellen Keller. Beliau tidak bisa melihat, namun kekurangannya tidak membuatnya terpuruk dalam kehidupan menyedihkan.Tanpa jasanya mungkin tidak pernah kita mengenal huruf braille. Itulah hasil dari kegigihannya. Beliau tidak menyerah pada kebutaannya. Lalu bagaimana dengan kita yang memiliki penglihatan normal?

Maka menarik jika kita memperhatikan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan diri kita. Tidak sedikit yang ucapannya mengungkapkan keluahan. "Duh, saya sering pegal-pegal","Sebenarnya saya menderita migrain","Saya sebenarnya sudah jenuh bekerja di sini. Pengen cari pekerjaan lain tapi bagaimana ya....sekarang susah cari kerja." Begitulah mereka jarang merasa sehat, dan dengan sendirinya mudah sakit. Mereka juga jarang merasa bahagia, dan secara otomatis terpuruk dalam penderitaan.

Jika begitu keadaannya, kita pasti sulit untuk berkembang meskipun sering membaca cara hidup bahagia, cara sukses, cara bisnis... karena cara-cara itu hanyalah bagian luarnya saja. Inti dari semua itu ada dalam jiwa dan pikiran kita. Maka kita harus memperbaiki kondisi internal jiwa terlebih dahulu.