Monday 21 July 2014

Pemimpin Hebat: Bakat ataukah Mindset?

Apakah para pemimpin itu dilahirkan ataukah dibentuk? Apa yang membuat seseorang menjadi manajer handal? Apakah dalam dunia bisnis kita memperkerjakan talenta/bakat ataukah Mindset? Mindset. Mindset. Mindset. Mindset-lah yang melahirkan kreatifitas dan produktifitas kerja.

 Maka kita mendengar cerita bagaimana perusahaan raksasa Enron runtuh. Dunia bisnis dibuat geger dengan kisah pilu ini. Apa yang salah dengan Enron? Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan yang sedemikian besar.

Malcolm Gladwell menuliskan apa yang membuat perusahaan ini bangkrut adalah obesesi mereka terhadap orang-orang berbakat. Merekrut orang-orang berbakat tentu saja bertujuan membangun dan membesarkan perusahaan. Tetapi kenyataan berkata lain: cara itu justru yang mengubur kegemilangan Enron.

Mengapa? Kita telusuri rantai penyebabnya.

Obesesi terhadap orang-orang berbakat menciptakan "mindset bakat" di lingkungan kerja Enron.

"...Mindset inilah yang menjadi blueprint budaya kerja di Enron, dan terus mengakar kuat hingga merobohkan Enron..."

Obsesi terhadap bakat itu memaksa para karyawannya untuk terlihat "sangat" berbakat. Hal ini menciptakan Mindset Tetap dalam pikiran mereka. Tidak ada tempat bagi pembelajaran dan perubahan. Para pemimpian - atau lebih tepatnya Bos - menjadi pribadi yang mengendalikan dengan kontrol ketat. Tentu saja karakteristik ini bertentangan dengan mindset sukses pemimpin.

Mindset sebagai boss yang mengatur dan mengontrol segala sesuatu ini tidak memberi kesempatan bagi perusahaan dan karyawannya untuk belajar, bertumbuh, dan melangkah maju. Yang terjadi adalah para karyawan selalu cemas dan takut akan penilaian pimpinan. Hal yang sama terjadi dengan para pimpinan, mereka takut dinilai orang lain.

Mindset tersebut mengubur hidup-hidup semangat tumbuh dan semangat ber-inovasi. Maka perlahan-lahan perusahaan besar itu redup sebelum menemui kematiannya.


Riset Pemimpin dan Mindset Sukses Pemimpin
Beberapa riset mengungkapkan tipe mindset pemimpin.
  1. Laura Kray dan Michael Haselhuhn membuktikan pemimpin yang dengan Mindset Berkembang membentuk mereka menjadi negosiator ulung. Riset mereka juga membuktikan bahwa para siswa yang diajarkan Mindset Berkembang akan belajar hal-hal baru dan mereka mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Negosiator dengan Mindset Berkembang lebih mudah melenyapkan rintangan-rintangan dan mampu memberikan solusi menguntungkan bagi kedua belah pihak. 
  2. Peter Heslin dan Gary Latham memperlihatkan bahwa para manager dengan Mindset Berkembang mendapati para bawahannya berubah ke arah yang lebih baik. Sedangkan para manajer dengan Mindset Tetap tidak menemukan peningkatan kualitas para karyawannnya. Pribadi-pribadi yang bermindset Berkembang sangat sensitif untuk berubah menjadi lebih baik.
  3. Peter Heslin, Don Vandewalle, dan Gary Latham membuktikan bahwa para karyawan terpengaruh dengan Mindset Berkembang para atasan sebagai cara untuk meningkatkan daya kerja mereka.